Selasa, 06 Maret 2012

PRIMUM NON NOCERE

Di kala masih menjadi mahasiswa kedokteran dahulu, beredar gurauan enaknya menjadi dokter dibandingkan, katakanlah, dengan insinyur teknik sipil. Dalam gurauan ini diambil kasus ekstrim saat masing-masing 'gagal' dalam pekerjaannya. Insinyur teknik sipil yang bertanggung jawab membangun jembatan dihujani dengan cemoohan dan menanggung beban derita begitu jembatan tersebut runtuh tidak lama setelah proyek selesai. Di saat yang lain ada dokter yang tidak dapat menyelamatkan nyawa pasiennya tidak lama setelah ia tangani. Tidak seperti insinyur tadi yang menanggung derita, sang dokter masih mendapatkan ucapan terima kasih dari keluarga dan handai taulan pasien yang meninggal dunia tersebut. Tetapi, kembali, ini hanya sekedar gurauan saja.

Ilustrasi di atas tidak berarti tidak adanya tuntutan terhadap keselamatan dalam dunia medis. Bahkan di kalangan profesional medis, selalu didengungkan diktum dari Hippocrates (kira-kira 460-377 SM) yang menjadi prinsip pertama dunia medis, primum non nocere. Slogan berbahasa latin ini kurang lebih dapat diartikan sebagai "Yang terpenting adalah tidak merugikan" dalam setiap aspeknya, baik secara sosial maupun ekonomis. Dalam hal ini profesional medis dituntut untuk menempatkan kepentingan pasien di atas kepentingan yang lain-lainnya. Prinsip ini sering disandingkan dengan motto "Aegroti Salus Lex Suprema" yang berarti keselamatan pasien adalah hukum yang tertinggi. Interaksi profesional medis dengan pelanggannya menuntut kepercayaan dan kesetiaan yang tidak dapat ditawar lagi. Sehingga muncul satu slogan lain yang relevan dalam hal ini berupa "Uberrima fides" yang berarti kesetiaan diatas segala-galanya.

Dalam diktum "Primum non nocere" terkandung tiga implikasi yang antara satu dengan yang lainnya saling menjalin menjadi satu mata rantai yang tak terpisahkan. Pertama, bahwa profesional medis harus menyadari kenyataan bahwa mereka mampu melakukan segala sesuatunya dengan lebih baik. Artinya, secara kontinu selalu ada ruang untuk melakukan perbaikan. Tingkatan kedua adalah menemukan cara, bagaimana perbaikan dapat dilakukan. Yang terakhir tentu saja menerima tanggung jawab untuk menunaikan tugas. Kata kuncinya dalam hal ini adalah kendali mutu.

Dalam konteks layanan rumah sakit misalnya, proses kendali mutu dituntut untuk sudah harus melibatkan pelanggan. Model proses tertutup rapat yang menempatkan pelanggan dalam posisi gelap tidak tahu apa-apa sudah tidak jamannya lagi. Pelanggan sekarang ini bukan lagi pasien yang orang Jawa bilang "pasrah bongkokan" atau "pejah gesang monggo kemawon," pasif menerima saja apa pun perlakuan dari penyedia layanan. Makin kritisnya pelanggan nampak dari orientasi mereka dalam mencari 'value'.

Value di sini dimaksudkan sebagai 'fungsi' dari hasil pemeriksaan dan atau perawatan medis beserta jajaran pendukungnya (medical output) serta layanan yang mereka terima dibandingkan dengan biaya yang harus ditanggung. Kesemua bersifat subyektif, berdasarkan persepsi masing-masing orang. Mahal bagi seseorang bisa berarti murah bagi yang lain.
Aspek layanan sendiri mengacu kepada proses yang kompleks. Francis W. Body dalam Journal of American Medical Association menyatakan bahwa hubungan antara profesional medis dan pelanggannya harus terbentuk secara personal dengan memperhatikan aspek waktu, simpati, dan saling pengertian. Kualitas esensial yang tidak boleh ketinggalan adalah kepedulian yang berperikemanusiaan. Kepedulian yang membuat pelanggan merasa diperlakukan secara manusiawi. Value ini menjadi parameter dalam memilih penyedia layanan, manakah yang dipersepsikan sebagai penyedia layanan yang berkualitas dan sesuai dengan kemampuan pelanggan untuk membayarnya.

Persepsi terhadap kualitas ini didapatkan berdasarkan informasi dan pengalaman yang mereka miliki. Informasi betapa mudahnya menyebar dalam iklim keterbukaan seperti sekarang ini. Lagipula, bukankah dalam era ini pelanggan memiliki peran yang tidak lagi tunggal? Pasien misalnya tidak hanya berperan sebagai pemberi umpan dengan menceritakan kondisi yang dihadapi ketika bertemu dengan dokter. Pasien berhak untuk mendapatkan informasi yang jelas terkait dengan apa yang menjadi kepentingannya. Pelanggan harus mendapat kejelasan informasi tentang prosedur yang harus diikutinya sehingga mereka dapat memutuskan sendiri tindakan yang akan diambil, sesuai hak asasinya. Bilamana perlu, pelanggan berhak mengambil opini lain sebagai alternatif (second opinion).

Kejelasan informasi tersebut penting bagi pelanggan dalam mempertimbangkan rasio antara keuntungan dan resiko yang akan dihadapainya. Tidak jarang, adanya kesalahan, infeksi, dan terpaparnya resiko terjadi karena antara profesional medis dan pelanggan terjadi masalah komunikasi. Perbedaan bahasa menjadi salah satu kendalanya, disamping keengganan sebagian pelanggan untuk proaktif dan kecenderungan sebagian profesional yang mengejar target. Padahal, membodohi pasien adalah tindakan ilegal karena sudah menjadi tugas profesional medis untuk mendidik pelanggannya secara pelan tapi pasti.

Pelanggan yang kurang dilibatkan dan kurang mendapatkan informasi yang cukup cenderung kurang mendapatkan perlakuan yang efektif. Sebagai akibatnya pelanggan kurang mengetahui apa yang harus dilakukan untuk mencegah timbulnya masalah seperti resiko timbulnya alergi, infeksi, kecelakaan, atau bahkan kematian. Sehingga jika terjadi masalah selama ini praktisinya yang dipersalahkan. Padahal seringkali sistemlah yang seringkali membuat semua ini terjadi, termasuk di dalamnya budaya organisasi. Untuk itu, pengkambinghitaman tentu bukan tindakan yang bijaksana dan tidak menyelesaikan permasalahan. Yang lebih diperlukan adalah desain ulang sistem lama menjadi sistem baru yang lebih baik dengan budaya organisasi yang lebih kondusif.

Dengan demikian, sebenarnya setiap pihak mempunyai porsi tanggung jawab dalam mendukung keselamatan pasien. Profesional medis tidak akan sanggup menanggungnya sendirian, dan mereka memang tidak dalam posisi sebagai pemegang otoritas tunggal. Tidak heran jika sekarang ini suara pelanggan juga mempunyai kekuatan tersendiri dalam kaitannya dengan regulasi, baik melalui asosiasi maupun perwakilan di lembaga legislatif karena sangat terkait dengan kepentingannya. Selain peran-peran yang sudah disebutkan di atas pelanggan juga mempunyai peran sebagai agen dalam penyebaran informasi dari mulut ke mulut (words of mouth) yang efektif. Peran terakhir ini menjadi semakin strategis jika dikaitkan dengan ketatnya regulasi dalam iklan komersial industri medis.

Untuk meningkatkan keselamatan pasien pada khususnya dan kualitas layanan pada umumnya, modernisasi peralatan memang penting, tetapi yang tidak kalah pentingnya adalah menyediakan layanan yang prima. Layanan yang layaknya diberikan kepada orang yang kita cintai seperti misalnya ibu kita sendiri. Di kalangan ahli bioetika prinsip layanan seperti ini dikenal sebagai Papworth Principle. Dalam hal ini penulis punya akronim MOTHER yang belum lama ini penulis sampaikan dalam Seminar Nasional VII Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia. Akronim MOTHER terdiri atas layanan medis (Medical services), dedikasi (Outstanding dedication), menghargai waktu (Time awareness), perlakuan yang manusiawi dan penuh respek (Humanity treatment and respect), Empathy, sympaty and understanding, serta harga yang masuk akal (Reasonable cost). Teetah 

Business



2012-03-07 02:46:41
Tips Memulai usaha

http://top-article-business.blogspot.com/2012/03/tips-memulai-usaha.html



2012-03-07 02:46:41
Musik untuk Relaksasi

http://top-article-business.blogspot.com/2010/12/musik-untuk-relaksasi.html



2012-03-07 02:46:41
Hacking Tips

http://top-article-business.blogspot.com/2010/12/hacking-tips.html



2012-03-07 02:46:41
7 Rahasia Orang Kaya Menurut Aola Sahidin

http://top-article-business.blogspot.com/2010/12/7-rahasia-orang-kaya-menurut-aola.html





Click here to unsubscribe from future mailings.

Please confirm your subscription

Thank you for subscribing to FB -!
To confirm that you wish to be subscribed, please click the link below:

Confirm My Subscription

Minggu, 19 Desember 2010

AOLA SAHIDIN DAN DI BALIK KESUKSESANYA



Ketika orang berkata siapa marketing online terhebat di indonesia ?! maka saya yakin kita akan setuju jika kita mengatakan Mr.Aola Sahidin. Kesuksesanya yang telah membuat ribuan bloger membicarakanya hanya dalam tempo 3 bulan ini telah memecahkan fenomena baru di dunia maya, sampai saat ini strateginya masih menjadi tanda tanya besar terutama dikalangan para marketing online itu sendiri. Dan yang lebih hebatnya lagi para bloger seakan terhipnotis untuk membicarakan serta memberi testimoni tentang Mr. Aola Sahidin di Facebook dan Blog mereka. Ini sungguh sangat Luar Biasa, seolah-olah otak mereka telah dicuci untuk menjad bagian dari marketing Mr. Aola Sahidin.


Yang lebih nyleneh dari pola pikir dia adalah “ SETIAP BLOGER / FACEBOOKER BAHKAN MURID DIA TIDAK BOLEH MENGINGAT-INGAT NAMA DIA, MEREKA HARUS MELUPAKAN NAMA Mr. AOLA SAHIDIN YANG TERDIRI DARI HURUF A.O.EL.A.ES.A.HA.I.DE.I.EN POKOKNYA NGGAK BOLEH ADA YANG MENGINGGAT NAMA Mr.AOLA SAHIDIN” aneh bukan, pada umumnya manusia itu inggin di kenal oleh masyarakat tapi pemuda pendiri http://www.facebook.com/pages/manage/#!/pages/One-million-testimonies-to-YOUNG-RICH-AND-SMART/303170196291 ini malah sebaliknya. Mr. Aola Sahidin juga telah berhasil mengumpulkan ribuan testimonies secara interaktif di facebook. Dan ini sungguh sangat Luar Biasa bagi saya.


Murid dari Robert T Kyosaki ( penulis buku terbaik di dunia ) ini konon katanya mempertaruhkan bangku kuliahnya untuk menekuni bisnis dia di dunia maya ini. Dia sengaja menekan diri dia agar kecerdasan dia itu muncul, dalam wawancara di salah satu surat kabar Mr. Aola Sahidin mengaku bahwa untuk menjadi seorang Internet marketing dia melakukanya secara oatodidak. Dia mengaku untuk menjadi seorang netpreneur kita musti harus pandai membaca peluang dan celah serta berusaha sebisa mungkin untuk memuaskan pelanggan agar mereka tidak kapok berbelanja pada bisnis kita khususnya buat mereka yang membuka bisnis online Store.


Bukti salah satu kesuksesan beliau adalah keberhasilanya dalam mendapatkan ribuat testimonies ebook dia yang berjudul “ Young rich And Smart “ di Facebook secara interaktif. Dan ini belum ada sebelumnya. Sungguh sangat luar biasa . . .


Semoga kelak saya dapat bertemu langsung dengan beliau untuk belajar marketing internet, AMIN YA ALLAH . . .